Kamis, 17 Januari 2013

BANJIR OH BANJIR

Indonesia darurat bajir. Jakarta jadi kolam. Lalu lintas macet total. Awak media nggak kesulitan cari berita. Produser news, reporter, wartawan, scriptwriter, semuanya fokus ngeliput dan menulis soal banjir di Jakarta.

Banjir Jakarta yang ekstrem ini katanya banjir langganan 5 tahunan. Ya udah, berhenti langganan dong! biar nggak kebanjiran lagi. Banjir kok ya langganan emangnya koran. Pagi ini saya ngeliat di tivi kalo Istana Negara juga kebanjiran sampe sebetisnya SBY. Jadi, dari mulai orang susah sampe yang kaya ngerasain banjir Jakarta kali ini termasuk presidennya. Tapi ya itu, kalo yang pake mercy, alphard, atau BMW terus pake supir juga si empunya masih mencak-mencak, alias marah-marah dan menggerutu karena banjir dan macet di Jakarta, lha... terus Bang Sanip yang cuma pake motor bebek, nyicil pula dan dipake bolak-balik dari rumah ke tempat kerja, musti gimana dong? bunuh diri sambil bilang wow!, gitu?

Banjir ekstrem di Jakarta kali ini selain mengakibatkan pemandangan yang ekstrem juga, seperti jalanan protokol yang jadi kayak sungai dan ribuan rumah terendam, banjir Jakarta kali ini juga membuat beberapa orang memiliki penghasilan yang ekstrem juga. Misalnya para "Pa Ogah" yang ikut mengatur arus lalu lintas terutama di jalur-jalur yang harus memutar, dari kabar yang saya dapat dari tivi, mereka mendapat omset 1 juta rupiah perhari yang dibagi untuk 8-10 orang. Belum lagi mereka yang mengoperasikan 'Ojeg Gerobak', omset mereka selama 3 hari banjir bisa untuk beli kebutuhan hidup mereka selama satu bulan di Jakarta. Bengkel motor dadakan juga kecipratan dapet duit dari peristiwa banjir Jakarta. Para pengusaha salep kulit juga sepertinya akan mengalami kenaikan omset dari penjualan salep kulit mereka karena ribuan pengungsi banyak yang kulitnya gatal-gatal. Begitu juga dengan pengusaha minyak kayu putih atau minyak angin, obat sakit perut, mi instan, dan air mineral, saya prediksi akan mengalami kenaikan omset penjualan di masa-masa banjir Jakarta.


Banjir Jakarta yang dibeberapa titik ketinggian airnya cukup memenuhi syarat untuk dijadikan kolam renang untuk anak-anak juga membawa 'kesenangan' tersendiri. Di tivi saya liat beberapa anak berenang di area banjir dengan wajah sumeringah, kan kalo mau berenang di kolam renang harus bayar agak mahal dan perlu duit ga sedikit buat mereka para anak miskin. Kemudian, ada juga gambar di tivi sepasang muda-mudi, ya SMP atau SMU lah, bergandengan tangan berjalan menjauhi area banjir. Nampak 'care' sekali si cowoknya, dan saya yakin, banjir Jakarta kali ini akan membawa cerita romantis tersendiri bagi mereka. Bisa jadi banjir kali ini juga 'menghentikan' sementara kisruh rumah tangga di ratusan RT dan RW di Jakarta yang terkena banjir.  Cek cok suami istri bisa jadi terhenti karena mereka harus mengungsi bersama, dan keadaan banjirlah yang memaksa mereka untuk berdamai demi keselamatan nyawa bersama. Atau, karena banjir, sekolah mendadak libur padahal mo ada ulangan matematika, hmmm..'save by the flood', begitu di benak murid-murid yang belum siap ulangan.

Banjir Jakarta, bagaimanapun banyak membawa duka dan kesusahan.... namun sepertinya tidak sedikit juga membawa 'suka'. Dari sekian banyak cerita dan aksi di banjir Jakarta 2013 ini, saya belum melihat, seenggaknya di tivi, aksi dari para parpol dalam memberikan bantuan bagi para korban banjir. Platformnya partai politik itu kan pasti ada soal 'kesejahteraan', ayo dong..jangan pas udah di parlemen aja eksyennya, sekarang ini banyak yang sedang butuh pertolongan, jangan takut dianggap kampanye, wong Anda niatnya nolong, kalo nolongnya sambil pake kaos bergambar logo parpolnya, dan terus dipersepsikan yang bukan-bukan oleh orang lain, so what gitu lho? parpol juga berisi orang-orang yang bisa jadi rumahnya kena banjir atau keluarganya ada yang jadi korban banjir. Asal..Anda yang berbendera parpol dalam menolong korban banjir ya jangan pamrih, alias baru mau nolong kalo yang ditolong disyaratkan nyoblos....nolong yang nolong aja, perkara nanti gambar parpolnya mau di coblos atau nggak itu bukan urusan sampean...itu urusan Tuhan yang menggerakan hati para pemilih....

Terakhir, saya pesan buat Anda yang tiba-tiba masuk kamera tivi di samping sang reporter yang sedang bekerja, itu pun Anda mengendap-ngendap mendekati si reporter yang lagi cuap-cuap ngelaporin kondisi terkini di area banjir, jangan over acting gitu deh,  langsung bergaya nelpon pake hapenya, mo nelpon siapa sih? kasi tau sama calon mertua yang tinggal diluar Jakarta kalo Anda ada di tivi?

Wassalam




Selasa, 15 Januari 2013

NYAPRES...

2013 juga bisa disebut musimnya nyapres...nyalon jadi presiden. Bukan nyalon...pergi ke salon..tapi ini mah pingin bisa naik mobil RI 1 tiap hari duduk di jok belakang, jadi presiden brow!. Mulei dari yang pengusaha, pengacara, musisi, politikus, menteri, ketua partai, ketua lembaga negara, sampe mantan presiden semuanya mo nyapres. Kayaknya nggak gawul gitu kalo nggak nyapres. Mungkin kalo orang-orang itu lagi kongkow minum kopi atau teh, mungkin ada obrolan atau celetukan : "Nggak nyapres lu?"..atau.."cieee..nyapres juga?". Nyapres sepertinya udah jadi sebuah kebutuhan dikalangan mereka yang merasa harus terlibat dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kehidupan orang banyak di negeri ini. Perkara nanti akhirnya jadi calon presiden beneran atau nggak, itu urusan nanti. Sing penting heboh nyapres nya udah kedengeran dulu dimana-mana. Sampe ada yang pasang di papan reklame segala soal pencapresan dirinya! Betul-betul sebuah keseriusan yang menggelikan.

Nyapres...sebenarnya Kang Ujang yang tinggal didekat rumah saya juga bisa kalo mau nyapres mah. Ya nyapres-nyapresan. Apa susahnya sih? tinggal pergi ke studio poto murahan di pengkolan Jalan Cijerah, terus bawa file fotonya ke tukang seting corel draw, terus bikn poster deh yang gede dengan tulisan "Ujang For Presiden 2014", terus jangan lupa beliin beberapa bungkus rokok buat pemuda-pemuda yang suka nangkring di pangkalan ojek buat bantuin nempel-nempelin poster di tembok-tembok bangunan sepanjang Jalan Cijeran hingga Melong Asih...ya minimal se-Kelurahan Melong tahu kalo Kang Ujang nyapres. Cuma sayang, Kang Ujang baru ahli sebatas kelola anggaran untuk kemajuan Karang Taruna di Kelurahan, beliau belum paham benar gimana esensinya manajemen anggaran negara yang mencapai lebih dari 1500 triliun rupiah!. Hmmm..tapi.. metode atau cara yang dipakai oleh Kang Ujang untuk sekedar orang tau kalo kita nyapres, bisa kita adopsi lho kalo kita juga punya nyali untuk nyapres.

Selain butuh tukang foto, tukang seting corel draw dan beberapa pemuda pangkalan ojek, nyapres juga perlu nyali. Perlu nyali yang cukup gede buat tampil di tivi, di acara talkshow terus membeberkan visi misinya  yang menyangkut pencapresan dirinya. Perlu nyali yang gede juga nantinya buat menjawab semua pertanyaan kalo akhirnya nggak ada satupun parpol yang meminang dirinya untuk jadi calon presiden, padahal sebelumnya udah heboh duluan. Dari mulai yang pasang foto gede-gede di papan reklame, keluar masuk acara talkshow di tivi-tivi, sowan ke pesantren-pesantren di Pulau Jawa, blusukan ke daerah - daerah dan berbagai kesibukan lainnya yang berkaitan dengan nyapres.

Ya sebenarnya ga ada salahnya juga sih kalo mereka itu heboh nyapres. Wong baru nyapres aja kok, belum secara resmi di calonkan oleh partai untuk jadi calon presiden. Ya bisa jadi "cek ombak" dulu lah buat mereka yang merasa dirinya negarawan. Apakah respon masyarakat bagus? atau not responding? Kata gw sih, kalo mereka yang nyapres itu hanya menawarkan  sebatas kesejahteraan lah, keadilan lah, kemajuan lah, kemakmuran lah, keamanan lah, dan hal lainnya sejenis itu, mungkin yaaa...jadi not reponding tuh rakyat. Semua yang ditawarkan tadi kan emang konsep tipikal yang selalu di usung  oleh mereka yang nyapres, belum ada yang  agak 'nyeleneh' tapi kena ke hati.

Gini - gini juga gw nyapres. Gw mo jadi calon presiden..presidennya tukang tahu gejrot dan kembang tahu se-Bandung Raya haha.... Hampir tiap sore gw nyapres kok.... Nyapu pekarangan rumah..abis gitu minum es...nyapres!

Senin, 14 Januari 2013

Kalo Saya Diminta Jadi Mentri

Ketika Roy Suryo menjabat sebagai Menpora yang baru, terjadi pro dan kontra. Harus diakui, lebih banyak yang kontranya daripada yang pro. Wajar, karena biasanya orang akan langsung melihat track record si mentri atau latar belakang dan sepak terjangnya selama ia belum menjadi mentri. Saya? apakah pro atau kontra? ah..terlalu jauh kayaknya kehidupan saya dengan cerita di gedung Kementrian Olah Raga dan Pemuda. Saya netral aja deh...tapi mungkin kalo Roy Suryo yang jadi Menpora, bisa jadi ia akan menganalisis beberapa video pertandingan sepak bola dinegeri ini, apakah video itu asli atau rekayasa. Ahli telematika dan informatika gitu loooh....

Kalo saya diminta jadi mentri? Hmmm...ya pada dasarnya setiap orang yang diminta Presiden untuk membantu pekerjaannya alias jadi mentri, ya harus siap. Dimanapun posnya. Maka kalo saya diminta jadi mentri, misalnya jadi menpora, terus apa yang bakal saya lakukan? Jadi mentri, adalah tentang 3 persoalan kecil. Pertama adalah soal Leadership, kedua adalah soal Manajerial, ketiga adalah Kelola Anggaran. Di kemenpora, anggarannya mencapai 2T kurang dikit. Nah, dana sebesar itulah yang harus dikelola secara benar dan mencapai target, nggak boleh nyisa!

Saya jadi nggak habis pikir, kemenpora punya anggaran nyampe 2T tapi ga bisa bikin dunia olah raga kita bisa sejajar sama Jepang, China atau Korea Selatan yang bisa berbicara banyak di tingkat internasional. Padahal postur atlet dari negara-negara tersebut juga nggak beda jauh sama atlet-atlet kita. Mereka punya gingseng, kita punya pasak bumi. Mereka punya salju, kita punya Lembang, Puncak, Brastagi, Kawasan Bromo, dll, kalo memang latihan di cuaca dingin bisa lebih meningkatkan stamina dan kekuatan.

Saya pernah menulis tentang musik dangdut. Intinya hanya butuh 15 milyar lebih dikit untuk bisa membuat musik dangdut lebih "berkelas". Kemenpora punya dana 2T untuk memajukan dunia olah raga Indonesia. Kalo saya jadi menterinya, dana 2T itu cukup kok....kalo emang anggaran tersebut didedikasikan untuk kemajuan prestasi di dunia olah raga. Salah satu kritik saya untuk kemenpora adalah mungkin sudah terjadi penganak emasan pada cabang-cabang olah raga tertentu. Padahal di ajang olimpiade itu banyak banget cabang olah raganya. Saya yakin, di negara-negara yang olah raganya maju, bagusnya prestasi atlet-atletnya tidak hanya semata-mata karena latihan yang rutin, serius dan didukung fasilitas yang ok. Tapi juga didukung oleh riset diberbagai bidang yang mendukung dunia olah raga mereka.

Kerja konkrit saya kalo jadi menpora adalah...., mungkin beberapa puluh milyar rupiah akan saya pakai untuk riset dibidang jamu kuat penambah stamina, penambah nafas atau jamu untuk memperkuat otot. Saya akan gandeng pabrikan2 besar jamu di negeri ini, yang saya yakin mereka punya resep ampuh dan para pakar dibidangnya. Jadi, jamu pasak bumi atau "kuat lelaki" itu tidak hanya populer di kalangan pria yang pingin "terasa" jantan di hadapan istrinya, tapi juga menjadi suplemen para atlet. Jadi nanti ada produk "Jamu Resmi Atlet Nasional".  Kemudian beberapa puluh miliyar lagi akan saya gunakan untuk riset di bidang sepatu olah raga, baju renang, kaca mata renang, baju senam, raket, stik bilyar, kostum untuk para atlet atletik, dan lain sebagainya. Kemudian saya juga akan ngobrol sama mendikbud dan para rektor agar dibuka jurusan khusus Teknologi Olah Raga di universitas2 atau Institut di Indonesia. Jadi nggak cuma teknologi pangan, industri atau informatika yang ditawarkan, tapi juga ada jurusan Teknologi Olah Raga. Ya nantinya jebolan dari jurusan inilah yang akan melakukan penelitian, membuat terobosan dan menawarkan metoda dan konsep2 baru, hingga penciptaan alat2 dan baju olah raga berteknologi tinggi dalam rangka meningkatkan prestasi olah raga Indonesia. Dananya? silakan pake dulu sebagian dari yang 2T tadi. Masa nggak cukup sih bikin jurusan baru dengan dana 100 atau 200 milyar?. So, masih banyak kan sisanya yang dari 2T tadi? Saya masih bisa kasi dana buat perbaikan fasilitas olah raga di daerah-daerah luar Jawa khususnya. Saya masih bisa juga anggarkan untuk beasiswa bagi atlet-atlet berpotensi agar mereka bisa berlatih atau bertanding di luar negeri, tapi hanya sementara lho itu...karena 5 tahun kedepan, negara-negara tetangga lah yang akan merasakan fasilitas dan berlatih dengan metoda dan konsep pembinaan atlet yang dimiliki oleh Indonesia

Jadi, kalo saya di kasi jabatan menteri olah raga minimal...yaa... 4 periode lah hehe. Saya yakin dunia olah raga Indonesia di hampir semua cabang bisa berbicara banyak di tingkat Internasional. Delay sejenak deh urusan wisma atlet Hambalang, bilang "tunggu dulu" untuk kisruh PSSI, dan urusan2 olah raga lainnya yang justru lebih banyak bau politiknya daripada aroma olah raganya itu sendiri. Cepat atau lambat, urusan2 tersebut bakal "tenang" dengan sendirinya seiring meningkatnya presasi olah raga nasional di kancah internasional.

Jadi, kalo saya di minta oleh Pak SBY jadi mentri..khususnya menpora...yang pertama akan saya lakukan adalah tentunya...pesan 2 lusin nasi timbel komplit karena saya akan mengadakan pengajian di mesjid dekat rumah, bukan syukuran..tapi lebih ke minta doa dan restu dari orang tua, teman, tetangga atau sanak famili agar saya ga kepikiran buat korupsi kalo jadi mentri!

DARI MUSIM RAMBUTAN HINGGA MUSIM PILKADA

Pilkada telah tiba..pilkada telah tiba..hore.. hore.. horeee..! Simpanlah tas dan bukumu...#Halah..kok jadi nyanyi lagunya Tasya versi Pilkada.
Ya memang begitulah...2013 emang musimnya segala musim. Dari mulai musim ujan, musim angin kenceng, musim kecelakaan lalu lintas, musim rambutan hingga musim pilkada. Tapi ini bukan pilkada musiman lho, emangnya pedagang musiman kayak pedagang rambutan.

Berbagai strategi dan taktik diadu di musimnya segala musim ini. Dari mulai gimana caranya menarik hati semua orang agar mau membeli rambutan, strategi mencegah banjir, taktik mengurusi PKL,  hingga mau mencoblos gambar calon walikota di kertas suara. Suasana jalanan juga semarak di musimnya segala musim ini. Sepanjang Jalan Cijerah hingga Melong Raya menuju komplek tempat saya tinggal, kurang lebih tiap 100m terdapat plang "15000 4 ikat" diatas tumpukan ikatan buah rambutan. Di sela-sela antar pedagang buah rambutan banyak  poster-poster atau spanduk para calon pemimpin dengan berbagai singkatan duet mereka dan slogan yang diusungnya.

Setiap kali melintas di jalur tersebut, konsentrasi saya selalu terbagi 3. Pertama adalah memprediksi harga rambutan berikutnya serta rencana membelinya setelah tulisan di plang menjadi "15000 5 ikat"  dan melhat sekilas penjual rambutan mana yang dagangan rambutannya bagus-bagus dan segar. Yang kedua, mau tidak mau, mata saya juga tertuju pada foto-foto para calon walikota atau bupati atau gubernur yang tumpang tindih di dinding - dinding bangunan atau di tiang-tiang listrik dan telepon. Celakanya, otak saya kok ya otomatis langsung kebelet pingin menghafal singkatan-singkatan para duet pemimpin itu dan juga slogan-slogan yang di usungnya. Hfff...dan pada saat yang bersamaan pula saya harus memperhatikan jalanan yang berlubang dan laju kendaraan lain disekitar saya. Sumpah, hampir setiap kali saya melintas di jalur tersebut, saya belum menentukan kapan akan membeli rambutan dan juga calon mana yang akan saya coblos.

Dalam strategi marketing, katanya sih kebanyakan konsumen hanya perlu waktu kurang dari 3 detik untuk memutuskan apakah mereka akan membeli barang tersebut atau tidak. Boleh percaya boleh nggak, kebanyakan dari kita juga hanya perlu waktu kurang dari 3 detik untuk menentukan siapa calon pemimpin daerah yang akan dicoblos. Kalo memang saya hobi makan rambutan, maka saya tidak akan terlalu mempersoalkan harga perikatnya. Yang penting makan rambutan!. Yang penting nyoblos!. Nggak gitu juga kalee... Sebagai info aja, ketika diawal - awal musimnya, harga rambutan di patok Rp.10.000 per ikat. Tapi karena saya orang yang termasuk memperhatikan pergerakan harga rambutan, setidaknya di kawasan Cijerah dan sekitarnya, maka biasanya harga rambutan akan mentok di kisaran Rp.10.000 4 ikat. Jadi, mungkin saya adalah "Swing Buyer" untuk segmen pembeli rambutan dan pastinya membutuhkan waktu lebih dari 3 detik untuk memutuskan membeli rambutan, tepatnya saya perlu waktu 3 minggu untuk mengambil keputusan tersebut!. Pas mau beli..eeh ada yang ngasi sekantong, ya nggak jadi beli deh...

Begitu juga dengan pilihan calon mana yang akan dicoblos. Sebenarnya, sebagian besar orang barangkali sudah menentukan siapa yang akan dicoblosnya ketika para pasangan calon resmi di umumkan oleh KPU. Mereka juga hanya perlu waktu kurang dari 3 detik untuk memutuskan akan mencoblos nomor pasangan yang mana. Tapi, ada juga orang yang modelnya kayak saya. "Swing Buyer" yang bertransformasi menjadi "Swing Voter" ketika musim pilkada tiba. Konon katanya Swing Voter itu didominasi oleh mereka para usia muda, tapi buat saya Swing Voter adalah sebuah sikap. Jadi saya akan memutuskan akan mencoblos pasangan yang mana setelah memantau "aksi" para "super hero" rakyat. Seperti halnya tukang rambutan yang akan mengobral dagangannya ketika musim rambutan akan berakhir, maka biasanya para calon pemimpin itu juga akan mengobral janji dan "dagangannya" dalam bentuk program-program kerja bagi daerah yang dipimpinnya begitu musim pilkada akan berakhir alias mendekatnya waktu nyoblos. Para pedagang itu juga dagangannya sama : Rambutan. Yang ditawarkan para calon pemimpin itu juga hampir sama : Kesejahteraan, dan Kehidupan yang lebih baik di segala bidang. Jelas, nggak ada calon walikota atau gubernur yang menawarkan rambutan dan begitu juga tidak ada para pedagang rambutan yang menawarkan program kerja buat daerah kita kalo kita membeli rambutan mereka.

Sebenarnya saya sedang memikirkan apa kesimpulan atau benang merah dari tulisan saya yang satu ini, karena saya tidak mau juga tulisan ini jadi nggak beres-beres seperti sebuah novel atau cerita panjang. Inilah salah satu kesulitan dalam menulis : Sulit Memulai dan Sulit Mengakhiri.
Ya setidaknya di awal 2013 ini, keadaan disekitar kita memang cukup semarak. Sepertinya setiap cerita berjalan masing-masing. Cerita banjir, cerita laka lalu lintas, cerita penjual rambutan, hingga cerita para calon pemimpin daerah. Kita semua adalah user, konsumen, atau target market dari kesemarakan "cerita" di 2013 : Dari Musim Rambutan Hingga Musim Pilkada. 2013 baru saja dimulai, kita tidak pernah tau pedagang rambutan mana yang meraih untung terbanyak dan kita juga sulit memprediksi calon mana yang bakal berjaya di kenduri demokrasi. Yang pasti, kita harus menentukan cerita kita sendiri mau seperti apa di 2013 ini.... kalo bisa putuskan hal tersebut kurang dari 3 detik!






Minggu, 06 Januari 2013

CATATAN AKHIR LIBURAN SEKOLAH ANAK

Tanggal 7 Januari adalah hari pertama masuk sekolah anak saya. Ada beberapa catatan kecil yang menjadi perhatian saya selama menikmati liburan sekolah anak yang durasinya kurang lebih 14 hari. Beberapa hari menjelang masuk sekolah, saya mengajaknya bermain ke Kidzania dan lanjut hari berikutnya ke Trans Studio Bandung.

Hmmm...bagi sebagian besar orang, tempat seperti Dufan atau Trans Studio adalah tempat tujuan rekreasi yang bisa jadi menempati prioritas utama ketika liburan anak sekolah tiba. Meskipun harga tiket menjadi 2 kali lipat lebih mahal, tapi tho kenyataannya antrian panjang selalu terlihat di setiap wahana permainan yang ada di sana. Hffff...kadang saya ga habis fikir..orang-orang itu duduk di atas jet coster, dan diluncurkan dengan kecepatan ratusan kilometer perjam, bahkan di putar 360 derajat, sampai orang-orang itu teriak2 ketakutan, bahkan ada yang sampe mau muntah (makanya...kalo mau naik jet coster minum antimo dulu..biar ga mabokk...), pokoknya... adrenalin mereka di paksa untuk keluar...tapi mereka dengan senang hati mau juga disuruh bayar untuk melakukan hal menegangkan seperti itu..bukannya kalo kita udah bisa nunjukin nyali harusnya kita yang di bayar?? Ini mah udah dibikin tegang, beresiko pula...harus bayar mahal juga..hfff....Ga cukup sampe disitu, lanjut masuk ke rumah hantu..ditakut-takutin sama hantu2 khas Indonesia..semua yang masuk situ pada teriak - teriak pada ketakutan...daaaaan...anehnya mereka juga rela mengeluarkan uangnya untuk ditakut-takutin.

Tapi.itulah bisnis. Apapun bisa dilakukan. Atas nama kreatifitas dan teknologi, maka para pebisnis itu merasa sah untuk menarik uang sebanyak-banyaknya dari para pengunjung, padahal para pengunjung itu akan dibikin histeris ketakutan, merinding, tegang, teriak kaget, kecapek-an, dan sebagainya. Tapi yaa...laku tuh bisnis macem itu. Hmmm...jadi kepikiran bikin bisnis yang pada intinya memacu denyut jantung...

Kalo cuma mau nyari tegang dan mau ngetes nyali..coba tuh panjat tower BTS atau tower antena stasiun radionya Kang Apun (Siapa itu kang apun? ya pokoknya tower antena stasiun radio beliau tingginya mencapai 70 meter..pohon kelapa aja kalah tinggi)..gratisss....bahkan bisa jadi Lo yang dibayar kalo bisa naik sampai ke puncak sambil bawa nasi tumpeng..harus ada rintangannya doong...hehe. Atau...kalo mau serem - sereman...jalan - jalan aja sendirian ke Sirnaraga tengah malem....semuanya gratisss...

Makin kesini..di kota - kota besar khususnya, sepertinya trend hiburan dan rekreasi manusia adalah yang lebih menantang adrenalin, yang lebih menguji keberanian dan sejenisnya. Bisa jadi besok lusa ada wahana kecelakaan lalu lintas kayak yang sedang marak akhir-akhir ini...atau wahana diperkosa didalam angkot...widiiihhh....serem...tapi gw yakin..kalo udah dikemas didalam tempat yang namanya tempat rekreasi, wahana-wahana sengeri apapun, sebahaya apapun tetap orang - orang itu pada rela bayar berapapun harganya! Busyet kan??!!

Hff...gw janji deh..liburan sekolah pertengahan tahun ntar..gw ga bakal lagi ajak anak gw ke tempat-tempat rekreasi seperti itu... mending selama waktu liburan nanti yang mencapai 2 minggu, bahkan biasanya lebih lama lagi kalo di masa kenaikan kelas, gw masukin anak gw ke kursus singkat robotik kek, animasi kek, kelas gambar kek, atau ya udah...dirumah aja...

Wassalam


Sabtu, 05 Januari 2013

SUNTUK 2013

Nggak semua orang menghadapi tahun baru itu selalu dengan semangat baru, resolusi baru dan lain sebagainya yang serba baru, serba bagus dan membaik. Bagi sebagian orang, nggak ada tuh tahun 2013, yang ada setelah tahun 2012 adalah 2012A (kayak lift di gedung2 yang jarang sekali ada angka 4 dan 13)...karena angka 13 dianggap sial barangkali, angka 4? mentok sana mentok sini. Itu kata mereka yang percaya soal filosofi angka. Ada juga yang menganggap tahun 2013 ini adalah "tahun kuburan". Widiihh...serem amat! Ya karena dia udah mengubur dalam-dalam cita-citanya untuk nikah siri! Hahaha...kok bisa? Istri pertamanya kasi 3 syarat. Pertama, lakinya harus bisa adil. Hmmm, gampang lah kalo soal itu. Jadi kalo beli nasi kuning, harus 2, beli nasi uduk juga 2, beli tiket nonton juga 2..ya pokoknya serba adillah antara yang tua dan yang muda. Lalu syarat kedua adalah harus bisa bertanggung jawab. Hmmm..syarat yang ini gampang-gampang susah,tapi harus bisa!. Naah..syarat ketiga nih yang bikin dia suntuk...istri tuanya bilang : "Langkahi duluu mayat saya!". Haddeeuuhhh....jadi suntuk!

2013 juga jadi tahun yang suntuk buat mereka yang masih punya cicilan rumah alias KPR 15 tahun dengan bunga floating (mending kalo turun...lah ini floatingnya ke atas terusss)...dan serunya, tahun 2013 ini adalah baru tahun ke 2 atau ke 3..hmmm andaikan saja ketika terbangun dipagi hari setelah  tanggal 31 Desember 2012  adalah 1 Januari 2025...jadi cicilan rumah tinggal 2 tahun lagi! Hff..serba suntuk!

Meskipun UMP atau UMK pada naik drastisss...tapi liat dong, TDL listrik industri juga ancang-ancang mo naik, harga elpiji udah ngebet pingin naik juga...hmmm... mungkin di 2013 ini harga gehu dan bala-bala jadi 5000 perak sebiji, harga seporsi tahu gejrot jadi 20000 perak, wadduuuh..saya sebagai ketua masyarakat pemerhati tahu gejrot jelas akan melakukan demo terkait kenaikan harga seporsi tahu gejrot..tapi mau demo kemanaaaa roiiippp??? Hadeeeuuuhhhh......suntuk deh!

Saya yakin..dari sekitar 5 milyaran penduduk planet bumi, ada lah sekitar 20% nya suntuk menghadapi tahun 2013! Liat deh jutaan manusia di bumi Afrika yang masih banyak terjadi kelaparan, orang makan orang, perang, dsb. Di timur tengah? ga usah dibahas deh..tiap tahun adalah tahun yang suntuk!. Amerika Latin? khususnya Meksiko, Kolombia? Wuiihh....lebih banyak yang ingat hari jadinya geng kokain mereka dan jadwal perang antar geng atau dengan aparat daripada 1 Januari sebagai sebuah "semangat baru", di Asia? hmmm liat deh..Negara China itu pasti bete dan suntuk karena wilayahnya berbatasan dengan Korea Utara, Lo tau sendiri kan Korut dikucilkan kayak anak tiri sama negara-negara kayak Amerika dkk. Gimana nggak bete, kalo sampe terjadi perang di Korut, maka bakalan eksodus gede2an tuh rakyat korut ke Negeri Tirai Bambu. Selain China, liat juga tuh Myanmar, Kamboja, Afganistan, daaan akhirnya sampailah ke negara kita tercinta...Indonesia. dari 250 jutaan rakyat Indonesia, gw yakin ada 10 - 15% yang suntuk menghadapi tahun baru 2013. Sebut aja mereka yang masih bergelut sama persoalan banjir dirumahnya, kebakaran masal perkampungan, kriminalitas, busung lapar, gizi buruk, diskriminasi, daaan embahnya persoalan yaitu Korupsi! Wuiihh suntuk deh pokoknya....

Gw juga suntuk nih, soalnya...udah 3 kali nyuruh tukang yang berbeda benerin talang diatas dapur, bocor lagi, bocor lagi.... nggak beres-beres...dan tukang yang senior dengan keahlian advanced dalam hal talang langganan orang tua saya, dikabarkan meninggal beberapa hari sebelum tahun baru 2013 karena diabetes yang sudah lama dideritanya..hfff...berita duka, sekaligus hopeless cari tukang yang bisa benerin talang diatas dapur rumah gw...


Gw mau usul, 1 Januari 2013 adalah hari lahirnya "Hari Suntuk" sedunia!






Sabtu, 22 Desember 2012

KIAMAT

Diakhir tahun 2012 ini ada satu isu yang agak menyedot perhatian : Kiamat!. Banyak sekali analisa dan perhitungan yang disodorkan. Dari mulai ramalan suku kuno Maya hingga perhitungan canggih yang dikeluarkan oleh NASA. Oke lah, dalam tulisan ini saya tidak akan membahas soal kiamat ini dari perspektif agama (Islam). Karena bila dikupas dari sudut pandang agama, maka jelas sudah jawabannya dan tidak perlu diperdebatkan. Tapi dari perspektif yang lain? hmmm...banyak sekali tingkah pola manusia yang menyikapi isu kiamat ini. Kalo nggak salah, tanggal kiamat itu 12 bulan 12 tahun 2012, ya...12-12-12, ya kan? gitu isunya? Cantik sekali tanggalnya ya? Masa iya Tuhan memilih nomor cantik untuk "menyudahi" panggung sandirwara ini?

Mencermati tingkah polah manusia menghadapi formasi angka 12-12-12 memang cukup menarik. Formasi angka tersebut selain digadang-gadang sebagai waktunya kiamat, juga banyak yang menganggap sebagai tanggal keberuntungan. Bahkan sampai ada selebriti yang sedang hamil mau men-sesar bayi yang dikandungnya supaya lahir di tanggal itu. Katanya membawa keberuntungan!. Kemudian, ditanggal 12-12-12 juga penghulu kebanjiran order, banyak sekali terjadi pernikahan di tanggal ini. Tapi yang memilih cerai ditanggal ini saya belum cermati, apakah di pengadilan agama juga kebanjiran order untuk sidang perceraian. Yang pasti, tanggal 12 bulan 12 tahun 2012 menjadi angka unik yang ditandai dengan berbagai peristiwa. Tapi ya itu, oke lah..yang menandai angka tersebut dengan berbagai kejadian dalam hidup seperti kelahiran, perkawinan, lamaran, dsb masih bisa saya tolelir. Tapi yang menandai tanggal tersebut sebagai jatuhnya hari kiamat? haddeuuh...kok ya tega. Saya sampe bilang sama istri ketika seluruh anggota rumah ngomongin soal kiamat, saya bilang, "besok ga bakal kiamat, wong kita mau pasang tegel teras, udah beli keramik, booking tukang, beli semen...masa kiamat?" Kalo nggak jadi pasang tegel teras gara-gara tukangnya sakit, atau yang jualan pasir dan semennya pulang kampung, ya oke lah..saya bisa terima. Tapi kalo batal pasang tegel teras gara-gara kiamat, waduuh..kok ya jadi lebay...ini ada-ada aja deh orang yang meniupkan isu kiamat. Tho, soal penanggalan suku Maya yang berakhir di 12-12-12 itu bukan artinya berakhir dunia, tapi ya ganti tahun!. Kayak tanggalan kita yang abis setiap 31 Desember dan balik lagi ke 1 Januari. Hanya sistem angkanya saja yang berbeda antara kita dan mereka. Rumit lah kalo dijelasin disini. Pokoknya gitu...

Balik lagi ke isu kiamat...saya kok ya kadang pingin ketawa juga...banyak sekali "persiapan" yang dilakukan oleh orang-orang di seantero dunia dalam menghadapi isu horor tersbut. Ada yang bikin perahu, ada yang bikin bunker, ada yang nyiapin pesawat terbang canggih, dan ada juga yang nyiapin bahan makanan banyak sekali dirumahnya. Dari sini aja bisa ketahuan, kalo persepsi orang-orang soal kiamat kok ya beda-beda. Yang bikin perahu berarti persepsi kiamat adalah banjir dasyat. Yang nyiapin bunker berarti dunia ini dipenuhi oleh zat-zat kimia beracun sehingg mereka harus tinggal "didalam" bumi. Yang nyiapin pesawat berarti di udara lebih aman. Yang nyiapin segala kebutuhan dan menyetok segala bahan pangan di rumah dalam jumlah besar berarti berfikir kalo kiamat itu bakal ga ada lagi toko2, pasar, supermarket, warung, dsb. Hmmm...dengan adanya perbedaan persiapan dan antisipasi yang dilakukan oleh manusia dalam menghadapi kiamat saja saya sudah bisa menduga kalo isu kiamat itu hanya isapan jempol. Lha sekarang kita yang nggak nyiapin apa-apa untuk menghadapi isu kiamat, mau nurutin cara yang mana? bikin perahu atau bikin bunker?? atau nyetok mi instan dan gas elpiji di rumah?? Ah..kalo saya sih mending nerusin pasang tegel teras dirumah...